Kupu-Kupu

Kupu-Kupu

Selasa, 19 Juli 2011

Hemz.. Inilah aku..


Betapa aku mengagumimu kawan..
Berani menyuarakan pikiran gilamu yang benar-benar bertentangan dengan norma yang sudah mendarah daging dimasyarakat kebanyakan..
Norma yang menyatakan wanita harus begini, dan wanita juga harus begitu, tak boleh begini, serta tak boleh begitu..
Norma-norma bullshit yang selalu mengkukung langkah kita...
Pikiran itu terpatri lama diotakku, namun aku tak mampu untuk menyuarakannya..
Aku tak seberani kau kawan..
Pikiranku liar dan nakal, namun aku takut untuk menyuarakannya..
Aku masih terbelenggu dengan norma yang ada..
Dan kini karena keberanianmu, aku ikut merasa tertolong, membuka segala pertanyaan dan berusaha mencari jawabnya..
Kenapa harus selalu ada kalimat sumbang yang dilontarkan padaku, ketika aku berambisi dengan mimpi dan karirku..
Ketika aku bekerja tanpa kenal waktu dan memiliki impian gila???
Kenapa mereka harus berkata “Untuk apa wanita bekerja mati-matian dan sekolah tinggi-tinggi jika akhirnya aku mengabdi di DAPUR, SUMUR, dan KASUR juga???”
Dan kenapa aku dicampakan pria hanya karena pendidikan dan penghasilanku lebih tinggi???
Mereka takut kita menjadi pemimpin dan mereka pengikut, mereka egois, mereka tak ingin mengakui keberadaan kita, tak ingin diungguli, tak ingin menjadi yang kedua, mereka selalu ingin menjadi yang pertama..
Lalu siapa yang salah, kita yang ingin menyuarakan isi kepala untuk kebebasan kita atau mereka yang selalu ingin menjadi yang pertama???
Aku bosan dengan pandangan itu..
Aku juga ingin bebas kawan, bebas menentukan langkah, bebas merangkai mimpi, bebas berekspresi, dan bebas menjadi diriku..
Aku tak ingin hidup ditempurung, aku tak ingin langkahku dibatasi, tidak oleh kau, mereka, dan norma yang ada..
Aku ingin berteriak dan menyuarakan kepalaku, namun aku tak seberani kau..
Semua itu hanya menjamur dikepalaku, semua itu hanya menyesaki otakku..
Aku menanyakan hal yang sama seperti dirimu, aku berpikir tentang hal yang sama, namun aku tak akan seekstrim kau kawan, aku pengecut dan memilih untuk diam dalam tempurungku..
Aku ingin terbang bebas namun aku tahu jika aku tak bebas menggerakkan sayapku..
Semua kebebasan yang aku inginkan, semua kegilaan yang aku pikirkan, semua keanehan ini tak bisa aku realitakan karena semua ada batasannya..
Aku tak mampu untuk menembus batasan itu..
Keyakinanku tak menyarankan hal itu..
Betapa tidak konsistennya aku kawan, aku ingin bebas terbang namun aku takut memiliki sayap..
Lalu apa yang harus aku lakukan kini kawan, tetap nekad terbang dengan hanya satu sayap atau berdiam diri dengan keterbatasan ini???



Tidak ada komentar:

Posting Komentar