Nah sodara-sodara setelah kemarin saya menulis tentang Balada Selingkuh
yang intinya tidak jelas, hari ini saya ingin mengupas sedikit tentang
kebodohan terbesar yang pernah saya lakukan sepanjang hidup saya.
Usia saya hampir mendekati 22 tahun dan sepanjang hidup saya baru empat
kali saya berpacaran. Mungkin rekor yang sedikit, tapi itulah kenyataannya.
Pacaran pertama sewaktu saya SMA dengan anak SMA lain. Entah setan apa yang
merasuki saya waktu itu, sehingga saya ‘jadian’ sama si Mr. A. pacarannya cukup
lama, 1,5 tahun. Sebuah rekor yang cukup menggembirakan. Mengingat sifat saya
yang pembosan dan tidak pedulian. Oh iya saya ingat saya pernah putus dengan
pacar saya yang baru jadian belum sampai 24 jam masalah sepele menurut sahabat
wanita saya, saya meninggalkannya setelah dia meminta ciuman dari saya. Enak
saja, bukannya saya sok suci atau apa. Saya memang sama sekali gak suka apalagi
cinta dengan lelaki itu, saya hanya terpaksa menerimanya, soalnya dia mengancam
akan meninggakan saya di puncak gunung yang gelap dan entah dimana
tempatnya-saya tidak tahu karena saya hanya PSG disana-kalau saya tidak
menerima cintanya. Dari pada ditinggal, saya langsung saya menganggukkan kepala
menerima cintanya. Dan besoknya terjadilah insiden itu, minta cium saat kecan
pertama dan endingnya karena penolakan saya, saya benar-benar ditinggal pulang.
Akhirnya saya jalan kaki sampe jari-jari kaki saya gempor semua. Sialan tu
laki, kalau ketemu lagi mau saya sambit pake bogem mentah saya. Hahaha..
Sebenarnya saya ingin menceritakan tentang
mantan pacar terakhir saya sebut saja Mr. L. Sampe sekarang saya juga bingung,
apakah saya cinta atau tidak sama dia. Waktu dia memutuskan saya, benar sodara-sodara,
dia memutuskan saya, hati saya hancur berkeping-keping dan terserak dimana-mana
#lebay# saya menangis hampir seminggu penuh. Dan berlaku bodoh. Untungnya saya
memiliki banyak teman yang selalu mensupport dan membantu saya melupakan di
lelaki payah itu. Banyak masukan yang saya dapatkan dari mereka, namun minggu
pertama pasca putus saya masih saja nelangsa dan meratapi nasib. Semua nasihat
dan wejangan dari teman-teman saya, saya anggap angin lalu. Saya pikir enak
saja kamu berkata begitu, kamu gak ngerasain sih apa yang saya rasakan. Namun
setelah seminggu berlalu, mata hati saya terbuka, jiwa superior dan gengsi saya
kembali lagi. Masa sih saya menangis kaya orang gila hanya karena lelaki bodoh
yang tak ada hebat-hebatnya. Saya malu sendiri dan sekarang kalau mengingatnya
saya sering bergidik jijik dan berteriak kesal kemudian berpikir dulu saya
sebeneranya menangis itu karena putus cinta atau gengsi diputusin sih ???. Namun,
itulah kenyataannya ternyata saya yang kadang tak punya hati dan sangat cuek
bisa juga menangis dan bertindak bodoh. Itu merupakan pelajaran berharga buat
saya. Gara-gara insiden itu saya jadi memahami bagaimana rasanya sakit hati dan
jadi tau bagaimana rasanya nangis. Selain itu, banyak pelajaran berharga saya
petik dan saya jadi menyadari kalau ternyata saya tidak sendirian, banyak teman
saya yang selalu mendukung saya dan yakin dengan kemampuan saya untuk maju. Ah,
kalau mengingatnya lagi saya ingin menangis, terharu dengan perhatian
teman-teman saya. Terutama Ms. D dan Mr. J. Terima kasih buat semuanya ya
kawan. Jangan bosan sama kelakuan aneh saya, kalian sahabat terbaik saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar