Kupu-Kupu

Kupu-Kupu

Rabu, 20 Juli 2011

Enyahlah Kau


Kau lihat, aku baik-baik saja. Aku memang hancur awalnya, aku memang menagis, namun secara keseluruhan aku bahagia. Karena kau hanya akan menghambat langkahku. Aku ingin terbang bebas layaknya burung. Jika aku sudah terbang, maka aku tak akan kembali lagi ketempat yang sama. Aku tak akan mengulang kisah yang sama..
Awalnya aku memang menangis, namun teman-temanku benar kau hanya berperan kecil dalam episode hidupku, akulah sutradaranya. Dan aku egois, aku memecatmu dari kisah ini. Karena bagiku peranmu sudah tak pantas lagi. Kau tak cocok melakonkan peran yang aku berikan. Kau pecundang, tak pantas..
Dulu setiap kau mengaku sebagai pecundang, aku selalu membantahnya berkata jika itu salah. Namun kini, aku meralatnya, kamu memang pecundang kawan. Menyerah pada hidupmu dan memilih lari. Hai, kau pikir kau bisa lari dari kenyataan. Tak akan bisa kawan, kenyataan itu akan terus mengejarmu, menghantuimu..
Aku sudah menamatkan kisah kita, lalu untuk apa kau bersikeras agar aku kembali melanjutkannya???. Apa aku tidak penah menyadari jika kau bukan siapa-siapa lagi. Kau pemain gagal, jadi pergi saja menangis dipangkuan ibumu. Aku memang tidak sempurna, sama sepertimu namun setidaknya aku mengakui kekuranganku dan memoles kelebihanku, tidak seperti kau..
Apa kau kini sudah berkaca, pada cermin retak yang kau temui diperjalanan pulang kerumahku???. Sehingga kau bisa melihat bahwa kau sebenarnya sama sekali tidak memiliki sedikitpun kelebihan yang bisa kau banggakan didepanku. Aku tak pernah menganggap derajatku lebih tinggi, pun pendidikan atau tetek bengek lainnya. Aku tidak sepicik kau, kaulah yang terus mengagungkan perbedaan kita. Seolah-olah aku adalah dewa dan kau kacungku. Aku lebih tinggi. Awalnya aku menepis semua pikiranmu dan mencoba menghangatkan hatimu, namun kau benar-benar sudah tidak tertolong lagi satu-satunya cara adalah mengiyakannya agar kau segera tutup mulut dan belari menjauh. Aku bosan jika harus terus mendengar ocehan tidak pentingmu itu. Menjemukan dan membuang waktuku saja..
Aku sudah menghapusmu kawan, aku rasa tidak perlu waktu lama. Bukan 5 tahun seperti yang aku janjikan, tapi 5 minggu. Karena kini aku sadar jika ternyata kau memang tidak sebaik dugaanku. Kau tak pantas untukku. Huft, berpaling saja dan tempuh jalan lain. Jalanku tak cocok untukmu, tempatmu bukan disini.
Selamat tinggal kawan, semoga kita tidak penah berjumpa lagi.

Darimu, Untuk Diriku..

Betapa bodohnya aku..
Menangis untuk cinta dan mengemis bagai pelacur..
Bukan salahku dia pergi..
Bukan inginku dia lari..
Namun  dia memang tak pantas untukku..
Aku memang tidak sempurna, namun ketika ia tidak bisa menerima kecacatanku, untuk apa aku harus bersusah payah memberikan kesempurnaanku???
Betapa meruginya aku dahulu..
Mendewakannya seolah-olah dia sempurna..
Menjadikannya mariyuanaku sehingga aku mencanduinya..
Siapa dia???
Hanya manusia biasa yang juga tak sempurna sama seperti aku..
Aku sempat berpikir jika hidupku akan berakhir bersama dengan kepergiannya, ternyata aku salah..
Aku baik-baik saja..
Aku masih bisa tersenyum..
Aku masih bisa bernafas..
Aku masih bisa melakukan segalanya sama seperti dulu..
Dan dengan kepergiannya, aku bisa membuktikan kemampuanku kembali berjalan menjadi diriku..

Jabdan, 15 Maret 2011..
Ketika ada yang berkata jika gengsi adalah penghalang untuk menemukan jati diti..

Huft.. Demi Nafsu


Bulan tua..
Harusnya aku menghemat setiap rupiah uang yang aku hasilkan selama sebulan penuh bukan malah menghambur-hamburkannya untuk hal yang tidak penting -begitulah kata teman-temanku- tapi tentu saja bagiku itu penting..
Hehehe..
Namanya juga hobi…
Menguras isi ATM hanya untuk membeli buku. Padahal gajian masih lama. Huft.. Benar-benar perbuatan nekat. Tapi aku menyukainya, bagaimana lagi itu satu-satunya cara buat menghibur diri, kalau tidak mau apa lagi??? Gak ada hal menarik yang bisa aku lakukan dipedalaman yang aku sebut PERADABAN YANG HILANG ini, seperti atlantis saja. Bedanya atlantis banyak orang yang berebutan untuk menemukannya, sedangkan disini banyak orang yang berebutan untuk meninggakannya. Hahaha..
Jadi inilah yang aku lakukan setiap bulan, menghabiskan setiap rupiah uangku untuk sejumlah buku yang aku order dari berbagai belahan Indonesia. Biar saja, yang penting aku bisa melanjutkan hidup dengan senyuman..
Ok..
Mari kita browsing buku lagi dan mulai menguras isi dompet lagi..

Selasa, 19 Juli 2011

Aku dan Sahabatku..

Itu sahabatku Badi'ah Darajat, yang lebih suka dipanggi Dee..
Singkat padat, dan tidak jelas menurutku..
Hahaha..
Sahabat dengan kesamaan isi kepala, kegilaan, sifat, dan masih banyak lagi,  bedanya hanya dari jenis lelaki yang kami suka, aku cenderung memilih wajah-wajah lelaki Korea yang berwajah fress, lucu, dan nyaris secantik wanita sedangkan dia lebih suka dengan bule2 putih yang memiliki warna mata ijo..
Isi kepalanya kadang lebih gila dari pada isi kepalaku yang aneh dan sangat tidak jelas..
Sangat mengerti aku, rela mendengarkan ocehanku berjam-jam mengenai topik yang sama, yang lebih didominasi oleh topik mengenai brondong baru yang ingin aku gebet..
Walau akhirnya aku tidak juga bisa mendapatkannya, karena mana mungkin ada brondong yang tertarik pada tante-tante seperti aku..
Datang kepadaku setiap aku dirundung duka dan nyaris bunuh diri (ups kayanya terlalu lebay deh), waktu aku putus cinta dengan lelaki yang sebenarnya tak seberapa namun rasanya harga diriku telah terinjak-injak karena perpisahan kami..
Sangat mendramatisir..
Sahabat tebaikku..
Huft..
Entah kapana ku bisa membalas semua kebaikannya..
Makasih Dee..

Untuk Lelaki Pecandu Alam

Kau tahu, aku adalah manusia terbodoh didunia, aku selalu melihatmu tapi kapan kau akan melihatku ???
Sebenarnya, akupun tak pernah mengerti apa aku memang benar-benar telah melihatmu, atau hanya perasaanku saja, mungkin aku memang tak pernah bisa memahami perasaanku, kadang-kadang ketika sisi tergelap dalam diriku menjelma aku ingin meneriakkan kalau aku telah melihatmu, tapi ketika sisi itu menghilang kau kembali berpikir kalau aku tak pernah melihatmu. 
Mungkin kau menganggapku aku terlalu kekanak-kanakan, seperti katamu aku seperti anak SMA, namun aku sudah terlalu lelah dirajai perasaanku sekali-kali aku ingin menjadi nakhoda bagi perasaanku sendiri. Apa aku salah jika aku ingin mencari yang terbaik untukku, sepertimu ??
Kau tahu, aku memang pandai menyembunyikan perasaanku, aku rasa akulah pelakon sandiwara terbaik abad ini, sampai-sampai waktupun ikut terkecoh oleh kepiawaianku. Tapi, aku tak pernah bisa melakonkan sandiwara selamanya, aku tak mungkin bisa terus menguasai panggungku, ada kalanya aku salah melakonkannya dan harus mengulangnya sekali lagi. Dan sekarang aku sedang salah dan kembali mengulangnya. Kaupun pasti menganggapku demikiankan??
Aku tak tahu apakah kau percaya padaku ketika aku memintamu tidak mempercayai pendengaranmu dan berkata aku baik-baik saja. Aku tidak baik-baik saja. Sungguh. Aku kecewa dan sedikit sedih, tapi itu lebih baik daripada aku tak pernah mengatakannya. Aku tak ingin kejadian dulu terulang lagi, ketika aku belum sempat mengatakan aku melihatnya, dia telah pergi dan aku tak akan pernah mempunyai kesempatan untuk mengatakannya lagi. Aku tak ingin itu terjadi lagi.
Namun, aku sadar ketika aku menoleh dan tidak menemukanmu disana aku harus kembali melanjutkan perjalananku sekali lagi. Menapakinya dengan sejuta senyum. Hanya menatapmu dari kejauhan memastikan kalau kau bahagia dan aku akan bahagia juga, hanya begitu dan sesederhana itu
Jangan tersenyum, tertawa, apalagi mengejekku, karena mulai sekarang nanti dan seterusnya kau tak akan pernah ada dalam pusara hidupku. Sekarang, sekaranglah waktunya..
Terima kasih karena kau telah ada untukku selama ini..
Dan tolong, jangan salahkan aku, jangan lagi menghakimiku..

Hemz.. Inilah aku..


Betapa aku mengagumimu kawan..
Berani menyuarakan pikiran gilamu yang benar-benar bertentangan dengan norma yang sudah mendarah daging dimasyarakat kebanyakan..
Norma yang menyatakan wanita harus begini, dan wanita juga harus begitu, tak boleh begini, serta tak boleh begitu..
Norma-norma bullshit yang selalu mengkukung langkah kita...
Pikiran itu terpatri lama diotakku, namun aku tak mampu untuk menyuarakannya..
Aku tak seberani kau kawan..
Pikiranku liar dan nakal, namun aku takut untuk menyuarakannya..
Aku masih terbelenggu dengan norma yang ada..
Dan kini karena keberanianmu, aku ikut merasa tertolong, membuka segala pertanyaan dan berusaha mencari jawabnya..
Kenapa harus selalu ada kalimat sumbang yang dilontarkan padaku, ketika aku berambisi dengan mimpi dan karirku..
Ketika aku bekerja tanpa kenal waktu dan memiliki impian gila???
Kenapa mereka harus berkata “Untuk apa wanita bekerja mati-matian dan sekolah tinggi-tinggi jika akhirnya aku mengabdi di DAPUR, SUMUR, dan KASUR juga???”
Dan kenapa aku dicampakan pria hanya karena pendidikan dan penghasilanku lebih tinggi???
Mereka takut kita menjadi pemimpin dan mereka pengikut, mereka egois, mereka tak ingin mengakui keberadaan kita, tak ingin diungguli, tak ingin menjadi yang kedua, mereka selalu ingin menjadi yang pertama..
Lalu siapa yang salah, kita yang ingin menyuarakan isi kepala untuk kebebasan kita atau mereka yang selalu ingin menjadi yang pertama???
Aku bosan dengan pandangan itu..
Aku juga ingin bebas kawan, bebas menentukan langkah, bebas merangkai mimpi, bebas berekspresi, dan bebas menjadi diriku..
Aku tak ingin hidup ditempurung, aku tak ingin langkahku dibatasi, tidak oleh kau, mereka, dan norma yang ada..
Aku ingin berteriak dan menyuarakan kepalaku, namun aku tak seberani kau..
Semua itu hanya menjamur dikepalaku, semua itu hanya menyesaki otakku..
Aku menanyakan hal yang sama seperti dirimu, aku berpikir tentang hal yang sama, namun aku tak akan seekstrim kau kawan, aku pengecut dan memilih untuk diam dalam tempurungku..
Aku ingin terbang bebas namun aku tahu jika aku tak bebas menggerakkan sayapku..
Semua kebebasan yang aku inginkan, semua kegilaan yang aku pikirkan, semua keanehan ini tak bisa aku realitakan karena semua ada batasannya..
Aku tak mampu untuk menembus batasan itu..
Keyakinanku tak menyarankan hal itu..
Betapa tidak konsistennya aku kawan, aku ingin bebas terbang namun aku takut memiliki sayap..
Lalu apa yang harus aku lakukan kini kawan, tetap nekad terbang dengan hanya satu sayap atau berdiam diri dengan keterbatasan ini???