Kupu-Kupu

Kupu-Kupu

Sabtu, 19 November 2011

..Welcome To My World..




Main Cast           : Cho Kyuhyun, Meghan Heo
Support Cast       : Heo Young Saeng, Member Super Junior


Huft, ini FF pertama saya setelah sekian lama vakum dari dunia tulis menulis. Biasanya saya sering kehabisan ide ditengah jalan, mentok sama sekali, dan akhirnya jadi penghuni tetap lappy saya. Namun berkat pesona Kyuhyun oppa yang sudah berhasil menyihir saya, saya berhasil juga menyelesaikan FF ini. Hehehe..

..Happy Reading..

Meghan POV
Aku melarikan mobilku dengan kecepatan tinggi. Inilah gunanya perusahaan mobil menciptakan M3 kan ?, untuk memacu adrenalin bagi yang memiliki hobi ngebut sepertiku. Hujan mulai turun, namun aku sama sekali tidak takut kecelakaan atau bagaimana karena jam di dasbor mobilku sudah menunjukkan pukul 1 dini hari. Gara-gara telpon mendadak dari Jung Hyun Ae eonnie yang mengatakan bahwa ayah angkatku sedang sekarat dan ingin segera menemuiku sebelum ajal menjemputnya, aku harus cepat-cepat terbang dari Prancis ke Korea. Hyun Ae eonnie mengatakan bahwa waktuku tidak banyak lagi.
Untungnya ketika aku sampai ke Seoul jalanan sudah sepi. Memang tidak sepi sama sekali hanya terlihat satu dua mobil yang berkeliaran tapi ini sudah cukup sepi untuk kota sekelas Seoul.
Aku terus memacu mobilku, hujan makin menderas. Sialan, kenapa sih harus hujan disaat yang tidak tepat.
Tiba-tiba dari arah berlawanan aku melihat sebuah Porsche Silver melaju kencang kearahku dan..
Ckiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiit..
Brukkkkkkkkkkkk..
Tabrakan itu tak dapat dihindarkan. Untungnya aku merupakan salah satu pengemudi handal, dan begitu juga orang yang mengemudikan mobil Porsche tersebut sehingga kami tidak harus terlibat kecelakaan hebat, namun tetap saja jantungku terasa berhenti berdetak, aku bukan kembali ke Korea untuk mengantakan nyawaku. Tidak terima kasih.
Setelah berhasil mengatur nafas dan mengumpulkan nyawaku yang tadi sempat berkeliaran di udara aku segera keluar dari mobil dan mengecek keadaan mobilku. Aku lihat mobilku tidak rusak parah, namun mobil orang yang menabrakku, tidak sebenarnya aku yang menabraknya karena tidak memperhatikan lampu lalu lintas, bumpernya rusak cukup parah. Sial, aku tidak punya banyak waktu untuk mengurus semua ini.
“Ya, apa yang kau lakukan???, kau hampir membunuhku?” teriak sebuah suara cukup lantang dari belakangku. Aku menoleh dan mataku langsung menatap ke sesosok manusia sempurna yang wajahnya sangat mirip dengan pahatan patung dewa Yunani. Aku baru sadar jika di dunia ini ada juga manusia secakep ini.
“Maaf saya terburu-buru dan sama sekali tidak punya waktu untuk berdebat dengan anda, ini kartu nama saya, silahkan hubungin saya ketika ingin melakukan proses pembayaran, saya akan membayar semua kerusakan dan biaya yang anda keluarkan. Terima kasih.” Aku berkata cepat sambil menjejalkan kartu namaku ke tangannya. Dia menatapku sambil melongo, sungguh mengagumkan kenapa bisa dia terlihat tetap tampan dengan ekspresi seperti itu. Jika aku terus berhadapan dengan mahkluk sesempurna ini, aku bisa memastikan kalau dalam sekejab akal sehatku akan hilang entah kemana, untuk mencari aman aku segera memutar badan dan melangkah pergi.
“Ya !, mau kemana kau ? Urusan kita belum selesai !, “ serunya nyaring dan menarik tanganku serta membalik tubuhku dengan paksa.
“Maaf tuan, saya benar-benar sedang sibuk dan harus segera pergi, silahkan hubungi saya di nomor tersebut,” ujarku sekali lagi.
“Enak saja, dari mana aku tau kalau kau tidak menipuku ?” dia berteriak tepat di depan wajahku. Sialan, enak saja berteriak-teriak seperti itu. Dia pikir siapa dia ?, ayah dan ibuku saja tidak pernah meneriaki atau berkata kasar padaku.
“Ya !, kau pikir aku memiliki tampang tukang tipu ha ?” teriakku tidak kalah keras.
“Apa kau tidak mengenaliku ?”
“Memangnya kenapa aku harus mengenalimu ? Apakah kau selebriti sekelas Tom Cruis ?.” tanyaku kesal.
“Kau sama sekali tidak mengenalku ?, apa kau tidak tahu Super Junior ?,” dia bertanya dengan wajah penasaran. Ekspresinya sangat menggemaskan.
“Ya !, apa yang kau bicarakan?, aku tidak mengerti. Aku tidak mengenal Super.. Super.. Entah apa seperti yang kau sebutkan itu !.” Seruku kesal dan segera berbalik kemudian pergi dengan memacu mobilku kencang. Aku sudah tidak banyak waktu dan waktuku yang sempit ini harus terbuang percuma gara-gara bocah sialan itu.

Kyuhyun POV
“Ya !, apa yang kau bicarakan ?, aku tidak mengerti. Aku tidak mengenal Super.. Super.. Entah apa seperti yang kau sebutkan itu !.” Aku mendengar iya berteriak kencang. Mengalahkan suara petir yang menyambar-nyambar silih berganti. Aku shock. Di abad ini masih ada orang yang tidak mengenal Super Junior ?, kalau dia orang luar negeri aku bisa mengerti namun jika dilihat dari gaya bahasa dan susunan katanya yang sempurna, aku yakin 100% jika dia warga negara Korea asli. Dan ternyata masih ada orang Korea yang tidak mengenal kami ?, tidak mengenal Super Junior. Ya Tuhan, mungkin aku terlalu percaya diri jika menganggap group kami merupakan salah satu group papan atas di Korea. Buktinya masih ada yang tidak mengenali kami.
Aku menatap mobilnya yang melaju kencang kemudian mataku beralih ke kartu nama yang aku pegang. Owh ternyata namanya Meghan Heo, Director Heo Corp. Sepertinya aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana. Mungkin aku harus bertanya pada Siwon hyung.
Namun sebelum itu, aku harus segera membawa mobilku ke bengkel terlebih dahulu. Cih, wanita sombong kita lihat saja apa yang akan aku lakukan, aku yakin kau akan menyesal sudah berani berurusan denganku.
***
“Kyuhyun, dari mana saja kau kenapa jam segini baru pulang ?,” Tanya Leetuk hyung. Semalam aku memang memilih untuk tidak pulang ke dorm. Setelah kejadian tabrakan itu aku memilih untuk tidur di rumah Ahra noona yang letaknya tidak jauh dari bengkel. Paginya aku baru pulang dengan menggunakan taxi.
“Mian hyung, tadi malam aku kecelakaan,” ujarku santai dan segera mendudukkan diriku di sofa ruang tamu.
“Apa kecelakaan????” Leetuk hyung berteriak keras dan langsung berlari kearahku. Mengecek hampir setiap senti tubuhku, mungkin niatnya untuk memastikan kondisi badanku. Dan beberapa detik setelah teriakan Leetuk hyung, aku mendengar suara gaduh dan suara langkah kaki berlarian. Tidak lama kemudian 9 kepala sudah berdiri di sekeliling sofa yang aku duduki dengan berbagai macam ekspresi.
“Kyuhyun-ah kata Leetuk hyung kau kecelakaan, apa benar???,”
“Ada yang luka???,”
“Sudah kerumah sakit???,”
“Kenapa kau tidak memberitahu kami???,”
Tanya beberapa suara hampir bersamaan. Aku bingung harus menjawab apa. Karena mereka semua bertanya dengan intonasi dan kecepatan yang sama. Kompak sekali, seperti sedang latihan saja. Tidak lama kemudian aku mendengar suara isak tangis, pasti Donghae hyung dan Ryeowook hyung, dan benar saja aku melihat air mata mereka sudah bercucuran seperti keran bocor.
Dan aku juga masih bingung, sepertinya baru saja aku berkata kepada Leetuk hyung jika aku kecelakaan, kenapa bisa semua penghuni dorm lantai 11 dan 12 langsung mengetahuinya ?, apa mereka semua memiliki indra keenam atau ikatan batin yang sangat kuat. Aku sangat meragukannya.
“Kenapa kalian semua ada disini ?,” bukannya menjawab aku malah balik bertanya.
“Kami sedang sarapan sekalian menunggumu pulang, tadi malam kami cemas memikirkanmu, apalagi kau tidak membawa ponsel,” kali ini Heechul hyung yang menjawab.
“Kenapa kalian mencemaskanku ?,” tanyaku lagi.
“Ya.. Cho Kyuhyun, kenapa kau jadi bodoh seperti ini ?, kami ini hyungmu sudah sewajarnya kami mengkhawatirkanmu, kau saja yang tidak tahu diri sehingga tidak pernah mengkhawatirkan kami, sudah jawab saja pertanyaan kami, apa kau terluka ?,” Heechul hyung menjawab pertanyaanku dengan frustasi.
Melihat ekspresi mereka semua, aku jadi tersentuh. Ternyata mereka sangat mengkhawatirkanku, karena tidak ingin membuat mereka semakin khawatir, aku langsung menceritakan kronologis kejadian semalam, dan meyakinkan mereka jika aku tidak kenapa-kenapa dan menolak keras usul Sungmin hyung dan Siwon hyung yang ingin menyeretku segera ke rumah sakit untuk check up karena seingatku aku tidak merasakan sakit apa pun. Hanya mobilku yang rusak, bukan badanku.
“.. Jadi, Siwon apa kau tahu tentang group Heo Corp.. ???,” belum selesai pertanyaanku sebuah jitakan keras mendarat dikepalaku.
“Apooooo, kenapa sih ?,” tanyaku kesal.
“Hai, panggil dia hyung, kau pikir kau lebih tua darinya, sopan santunmu sama sekali tidak berubah,” ujar Heechul hyung yang tadi menjitak kepalaku. Aku cemberut disambut anggukan kepala member lain.
“Sepertinya aku pernah mendengar nama group itu, kalau tidak salah salah satu rekan bisnis appa berasal dari group tersebut. Nanti akan aku tanyakan kembali,” akhirnya Siwon hyung menjawab pertanyaanku. Aku menganggukkan kepala dan menghela nafas lega. Kau lihat saja wanita sombong, aku akan menghapus senyum sinis dari wajahmu itu ujarku dalam hati.

Meghan POV
Seberkas sinar mentari pagi menerobos melalui jendela kamarku. Aku mengucek mataku dan menggapai HP yang tadi malam aku sisipkan di bawah bantalku. 10.00, wow sudah siang rupanya. Aku menggeliat lagi. Aku sangat lelah, jam 5 pagi aku baru pulang kerumah setelah dari rumah sakit menengok ayah angkatku. Seperti yang Hyun Ae eonnie katakan, kondisi ayah angkatku memang sangat mengkhawatirkan. Dokter berkata harapannya sudah sangat tipis sekali. Kanker yang bersarang di tubuhnya sudah mencapai stadium lanjut, kami hanya bisa mengharapkan keajaiban saja. Sebenarnya aku tak ingin meninggalkan rumah sakit, namun keluarga Jung memintaku pulang karena melihat kondisi penampilanku yang sangat menggenaskan. Dengan berat hati aku mengiyakan keinginan mereka dan kembali kerumah untuk tidur. Aku akan ke rumah sakit kembali nanti malam.
Aku mengutak-atik I Phoneku mengecek SMS, panggilan masuk dan email. Hemz, ada 5 panggilan tak terjawab dan 2 SMS masuk. Pertama aku mengecek panggilan masuk, semuanya dari nomor yang sama dan tidak aku kenali. Mungkin nanti aku harus menelpon kembali, siapa tahu ada keperluan penting denganku. Kemudian tanganku beralih untuk membuka SMS masuk, keduanya dari nomor yang sama. Dan mataku langsung melotot ketika membaca SMS tersebut.

Jam 07.00
From : 085722..
Nona, mobil saya rusak parah dan hari ini saya ada pekerjaan penting, sedangkan saya tidak biasa naik taxi, jadi saya meminta pertanggung jawaban nona untuk menjadi sopir saya hari ini.

Jam 09.00
From : 085722..
Hai nona, anda harus bisa jika tidak ingin berurusan dengan pihak berwajib.

Arghhhhhhhhh..
Kenapa nasibku harus sesial ini sih ?. Dasar manusia kurang ajar, tidak tahu diri, manusia tengik, bocah laknat, arghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh, kenapa aku harus berurusan dengan manusia seperti ini. Aku mengucek-ucek rambutku frustasi.
Drrrrtt.. Drrrrt.. Drrrrt..
Handphoneku berdering, sepertinya nomor ini familiar. Siapa ya ?.
“Annayeoung..,”
“Ya, kenapa telponku tidak diangkat dari tadi ha ?, kau ingin melepas tanggung jawab ya ?, aku sudah dari tadi menunggumu,” teriak suara dari seberang sana sebelum aku sempat menyelesaikan salam pembuka.
“Ya, aku baru bangun, mana aku tahu kalau ada telpon dan SMS masuk. Aku tidak mau menjadi kacungmu. Maaf saja,” ujarku kesal setelah menyadari jika yang menelpon adalah bocah tengik itu, tau begitu aku tidak akan mengangkat telponnya tadi.
“Ok, aku akan langsung menelpon pihak kepolisian dan mengatakan jika kau sudah melanggar peraturan lalu lintas dan menabrakku, aku yakin jika mereka akan dengan senang hati langsung memproses kasus ini,” ia berkata pelan dengan nada lembut namun terdengar menjijikkan ditelingaku karena aku tahu maksud nada suara itu.
“Ya, kau mengancamku ?,” teriakku kesal.
“Tentu saja tidak, aku hanya mengatakan yang sebenarnya,” ujarnya santai dan aku mendengar dia terkekeh pelan. Dasar bocah sialan.
“Baiklah, aku akan menjemputmu, tunggu sebentar lagi,” seruku kesal dan langsung membanting ponselku.
Kesialan apa lagi ini, belum 24 jam aku menginjakkan kaki di Korea, aku sudah mendapatkan kesialan bertubi-tubi.
***
“Kenapa kau menggunakan pakaian aneh seperti itu ?,” tanyaku heran ketika menjemputnya di depan apartemen yang tadi disebutnya sebagai dorm Super Junior. Sampai sekarang aku tidak tahu apa itu Super Junior.
Dia menggunakan sebuah hoddie berwarna putih, masker yang juga berwarna putih dan kaca mata hitam besar. Aku rasa dia sudah mirip seperti perampok saja. Dan untuk apa dia berdandan seperti itu, apa itu merupakan style baru di Korea???, aku meragukannya.
“Kau diam saja, jangan banyak bertanya. Sopir harus mengikuti apa kata bosnya,” serunya seenaknya dan mengeluarkan sebuah PSP dari saku hoddienya.
“Apa kau bilang ?, sopir ?. Enak saja, kau pikir kau siapa ?,” tanyaku kesal.
Dia menoleh kearahku dan tersenyum manis.
Degggg.. Sialan, senyumnya benar-benar mempesona, aku yakin sekarang wajahku sudah merona, kenapa sih dia harus memiliki senyum semanis itu. Rasanya senyumku saja kalah manis dibandingkan dengan dirinya.
“Owh, kau belum mengenalku ya ?, aku Cho Kyuhyun senang berkenalan dengan anda Heo-sii,” serunya formal sambil menundukkan kepalanya.
Aku mencibir, untuk apa bersikap seformal itu.
“Panggil aku Meghan saja,” seruku kesal.
“Meghan.. Meghan.. Meghan, aku tidak suka nama itu, namanya terdengar aneh di kupingku dan sedikit susah jika dilafalkan di lidahku,” katanya sambil mengulang-ulang pengucapan namaku.
“Sebenarnya aku memiliki nama Korea,”
“Oh ya, siapa ?,” tanyanya penasaran. Aku menggeleng tegas, “Rahasia, yang tahu hanya orang-orang terdekatku saja. Aku lebih suka di panggil Meghan oleh orang lain, namun tidak oleh sahabat, keluarga dan orang yang kucintai,” ujarku diplomatis. Dia mengerutkan keningnya bingung, lalu kembali tersenyum.
“Jadi, kalau aku sudah menjadi sahabat atau orang yang kau cintai, kau akan memberitahukan namamu dan memperbolehkan aku memanggilmu dengan nama itu ?,” tanyanya lagi. Aku mengangguk dan tersenyum. Dia balas tersenyum.

Kyuhyun POV
Senyumnya benar-benar menghipnotisku membuatku lupa bagaimana caranya bernafas untuk beberapa saat. Heran, ada apa denganku ?, apa aku sudah menyukai wanita ini ?. Dia penuh dengan misteri. Aku suka.
“Jadi, mau kemana kita ?, dan taukah kau, aku tidak paham arah jalan. Karena seumur hidupku baru kali ini aku membawa mobil sendiri. Biasanya aku selalu diantar oleh sopir atau Hyun Ae eonnie,” aku mendengar dia bersuara, aku menoleh dan menatapnya nanar. Tidak sadarkah ia kalau suaranya mengganggu konsentrasiku saja.
“Kau ini bodoh dan malas sekali. Sampai kapan kau harus diantar terus ?, dasar gadis manja,” aku menggerutu kesal.
“Apa maksudmu manja ?, aku tinggal di Prancis. Baru tadi malam aku kembali ke Korea, setelah  menghabiskan seluruh hidupku disana.”
“Lho, jadi kau baru tiba ?, aku pikir kau orang Korea asli. Bahasa Koreamu bagus,”
“Ayah dan Ibuku orang Korea asli, hanya nenekku yang berdarah Amerika. Dan kami memutuskan untuk tinggal disana ketika ibuku mengandung aku. Dan ini kali kedua aku ke Korea. Aku tidak pernah menghabiskan waktu di Korea lebih dari seminggu, jadi wajar sajakan kalau aku tidak mengetahui arah jalan.” ujarku menjelaskan. Dia menggangguk mengerti.
“Kita jalan-jalan saja, ke Lotte World mungkin. Aku tidak ada jadwal hari ini,” ujarnya kemudian.
“Kau bilang tadi kau ada pekerjaan penting makanya memintaku untuk mengantarmu, lalu sekarang kau bilang kau tidak ada jadwal. Kau ingin mengerjaiku ya ?,” aku mendengar dia berkata sinis. Aku mengernyitkan dahi mencoba berpikir kembali. Ah benar juga, sebenarnya aku memang tidak ada jadwal apapun hari ini. Aku hanya ingin memberinya perlajaran tentang kasus semalam.
“Pekerjaanku hari ini adalah jalan-jalan menghilangkan stress. Setelah sebulan bekerja nyaris tanpa hari libur, sudah seharusnya kan aku menikmati hari libur kali ini yang entah kapan akan datang lagi,” akhirnya dia menggangguk mengiyakan namun wajahnya masih saja tetap cemberut.
Kami menjelajahi Lotte World, mencoba semua permainan yang ada disana. Tertawa dan bercanda bersama. Tawanya benar-benar manis dan sangat menyenangkan.
“Aku ingin makan ice cream itu,” serunya sambil menunjuk ke arah kedai ice cream yang berada tidak jauh dari tempat kami duduk. Sepertinya ice cream itu enak terbukti banyak yang rela mengantri untuk mendapatkannya. Aku mengangguk dan beranjak untuk ikut mengantri disana.
Aku heran dengan tingkahku sendiri, tidak biasanya aku mau saja disuruh seperti ini. Lagipula tadi dia tidak memintaku untuk membelikannya, dia hanya berkata menginginkan ice cream itu, namun anehnya aku langsung otomatis mengikuti kehendaknya.
Dari kejauhan aku melihatnya masih duduk di tempat yang sama dan mengeluarkan ponselnya lalu sibuk berphoto dengan kamera ponselnya. Dasar wanita, dimana-mana sama saja, narsis. Aku tersenyum melihat posenya dan tanpa sadar aku mengeluarkan ponselku sendiri dan ikut memotretnya dari kejauhan. Untungnya ponselku dilengkapi oleh kamera dengan kualitas tinggi, jadi memotret dari jauh bukan merupakan masalah bagiku. Sepertinya nanti aku akan mengajaknya untuk berphoto bersama.
Dia masih asik dengan dunianya ketika aku menyodorkan sebuah cone ice cream ukuran besar kewajahnya, dia terlonjak kaget dan tersenyum malu. Aku tertawa melihat tingkahnya.
“Hai, kenapa kita tidak berphoto berdua. Hitung-hitung buat kenang-kenangan,” seruku kemudian. Entah dari mana aku mendapat keberanian sehingga aku bisa mengatakan itu.
Dia mengernyit bingung.
“Tenang saja, aku tidak akan menguploadnya di internet. Lagi pula apa kau tidak bangga bisa berphoto bersama dengan seorang Cho Kyuhyun, banyak wanita yang ingin berphoto bersamaku namun aku tolak,” ujarku percaya diri. Dia kembali mendengus dan kemudian tertawa. Namun akhirnya menyetujui usulku.
Yesss, aku mendapatkan photonya. Nanti akan aku pamerkan kepada hyung-hyungku yang bawel  itu.
“Oh iya, dari pertama kali kita bertemu kau selalu mengatakan kalau kau ini seorang selebriti. Memangnya kau benar-benar selebriti ya ?,” dia bertanya sambil tetap menikmati ice creamnya.
“Kasihan sekali kau.” Aku berdecak kesal dan mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Dan binggo itu dia.
“Kau mau tahu Super Junior ?,” tanyaku, dia mengangguk pelan. “Kau lihat baliho raksasa itu ,” aku menunjuk kearah sebuah baliho raksasa yang berada tepat diseberang kami. “Itu boybandku dan kau pasti bisa mengenali yang mana aku,” ujarku percaya diri. Baliho raksasa itu mengiklankan mengenai album terbaru kami yang diluncurkan 2 minggu yang lalu.
Dia memperhatikan baliho itu cukup lama, kemudian menatapku nanar. Sepertinya berusaha meyakinkan penglihatannya. Kenapa sih wanita ini tidak percaya sekali. Apa aku perlu membuka penyamaranku dan langsung mengadakan konser mini disini. Aku yakin dengan begitu maka pengunjung Lotte World akan heboh dan menjerit tiada henti.
“Aku masih sedikit meragukannya,” serunya pelan.
“Mwo ?,” aku mendelik kesal. Bisa-bisanya dia meragukanku, dan intinya dia menganggapku berbohong. Astaga, wanita ini benar-benar.
“Kau ini benar-benar, ayo ikut aku,” aku menarik tangannya kesal. Sebenarnya tadi aku sudah berniat untuk membuka penyamaranku dan melaksanakan niatku untuk mengadakan konser mini disini, namun aku takut di damprat oleh manager hyung karena membuat skandal dengan seorang wanita di taman bermain. Aku yakin para netizen akan dengan senang hati menjadikanku bulan-bulanan selama berminggu-minggu, apa lagi sekarang kami sedang sibuk mempromosikan album baru dan SS4 yang akan dilaksanakan sebentar lagi. Jangan sampai skandal yang aku ciptakan berpengaruh pada semua kinerja kami.
Aku memilih jalan lain. Aku sengaja menyeretnya ke dorm. Biar hyung-hyungku yang mengatasi ketidak percayaan wanita cerewet ini.

Meghan POV
Ommo jantungku, kalau seperti ini terus bisa-bisa aku meninggal karena jantungan. Bisa-bisanya dia menarik tanganku dengan paksa dan menyeret-nyeretku. Jantungku terasa mau meledak. Siapa sih yang sudah kompak bermain drum band di jantungku ini ?, apa mereka memang sengaja ingin membunuhku dan memendekkan umurku ?.
Sebenarnya tadi aku sudah percaya ketika dia memintaku untuk melihat baliho raksasa itu. Hanya saja aku masih ingin menggodanya lebih jauh lagi. Lagi pula setelah aku pikir-pikir dia memang memiliki tampang seperti artis, wajahnya sangat terawat, dan dia pergi dengan penyamaran. Itu pasti memiliki alasan bukan. Dan alasannya adalah karena dia seorang selebriti.
Aku rasa dia pasti marah dan kesal sekali ketika aku mengatakan kalau aku meragukan hal itu. Namun aku benar-benar tidak menyangka kalau dia akan menyeret-nyeretku seperti pesakitan seperti ini.
Dia duduk dikursi kemudi. Mengemudikan M3 ku dengan kecepatan tinggi. Sebenarnya aku sedikit ngeri juga mengingat saat ini jalanan sedang ramai dan banyak manusia berkeliaran. Semoga saja tidak terjadi hal-hal yang bisa membuatku bertemu dengan malaikat lebih cepat.
Kepandaiannya mengemudi wajib diancungi jempol juga, mengagumkan.
30 menit kemudian kami sudah sampai ke depan pintu dorm Super Junior. Aku melihat kesekeliling ruangan, banyak coretan disana-sini sepertinya ungkapan kekaguman dari fans mereka. Sungguh mengerikan, aku paling tidak suka melihat coretan-coretan yang tidak pada tempatnya. Merusak pemandangan saja.
“Aku pulang,” teriaknya dari ambang pintu. Dia masih menyeretku dan tidak melepaskan genggamannya dari tanganku.
Mungkin karena mendengar teriakannya yang sudah mencapai 3 oktaf itu semua mata menoleh padanya. Dan voila, muncullah 9 kepala di ruang tamu dan menatap kami dengan penuh tanda tanya.
“Siapa dia Kyu ?,” Tanya seorang pria mungil dengan rambut berwarna merah burgundy. Wajahnya sangat menggemaskan. Polos minta cium. Hahaha..
“Cantik, kenalkan padaku,” timpal yang lain. Aku menatapnya dan tersenyum semanis mungkin. Dia memiliki rambut yang berwarna pirang, sedikit berwajah mesum sepertinya. Dan aku menatap 9 kepala tersebut satu persatu. Semuanya benar-benar mengagumkan, tampan, menggemaskan, dan imut. Rasanya aku masuk ke sarang malaikat.
“Dia tidak mengenal Super Junior dan meragukan tentang keanggotaanku. Bisakah hyung menjelaskan padanya ?,” aku menatap Kyuhyun yang berkata dengan nada frustasi. Hai, apa dia sesakit hati itu ?, aku kan hanya tidak mengenal mereka. Apa masalahnya ?.
“Mwo?, yang benar saja, dia hidup dari dunia mana sih?,” seorang namja dengan tubuh gembul menimpali. Mulutnya sibuk mengunyah kentang goreng di ikuti oleh seorang namja yang membawa seekor kura-kura dalam pelukannya. Rasanya dia mengeluarkan aura negative disekelilingnya. Aku langsung mengalihkan pandanganku lagi.
“Entahlah, aku sudah kehabisan akal untuk menjelaskannya. Hyung saja yang menjelaskan,” Kyuhyun melengos dan langsung pergi ke dapur.
Ketika itulah mereka langsung mengerumuniku dan memperkenalkan diri satu persatu. Aku yang masih bingung hanya bisa melongo. Hai, kenapa sih mereka harus seheboh dan secerewet ini. Mereka lelaki atau perempuan sih ?, berisik seperti ibu-ibu arisan saja.
Lalu seorang namja yang akhirnya aku ketahui bernama Donghae memutar sebuah CD yang aku lihat sebagai CD album Super Junior 5jib Mr. Simple. Tidak lama kemudian sebuah lagu mengalun dari speaker besar dan mereka kompak menarikan lagu tersebut di ruang tamu. Sepertinya mereka mengadakan konser dadakan sekarang. Aku yang awalnya bingung dan memasang tampang cengo akhirnya bisa menikmati konser dadakan tersebut. Suara dan dance mereka cukup mengagumkan, sepertinya aku akan memproklamirkan diri menjadi salah satu fans mereka. Namun tentunya aku tidak akan mengagumi Kyuhyun karena sepertinya dia sangat kekanak-kanakan. Aku menyukai Leetuk oppa.
“Masih meragukan kami ?,” Donghae oppa bertanya. Aku menggeleng keras-keras dan tersenyum lebar. Siapa yang akan menyangkal jika mereka sudah seperti ini. Aku kan tadi hanya iseng saja pada Kyuhyun bodoh itu.
Akhirnya aku menghabiskan waktuku disana. Mendengar mereka bernyanyi dan menari bersama. Sangat menyenangkan.
Drrrrtt.. Drrrrrtt.. Drrrrrrtt..
Ponselku berbunyi keras setelah aku mengaktifkan kembali ponselku. Nomor Hyun Ae eonnie terpampang di LCD ponselku. Ada apa ini, perasaanku sedikit tidak enak.
“Annyeong eonnie, wae???”
“Andwe..” aku berteriak keras setelah mendengar kalimat terakhir Hyun Ae eonnie. Appa meninggal katanya. Astaga karena terlalu asik berkeliling dan mendengar mereka konser aku sampai lupa waktu. Seharusnya aku sudah berada di rumah sakit sejak 5 jam yang lalu. Jam di pergelangan tanganku sudah menunjukkan pukul 11 malam. Ya ampun, aku benar-benar keterlaluan. Seharusnya aku disini untuk menemani ayah angkatku, bukan untuk berkeliaran tidak jelas seperti ini.
“Wae ?,” Tanya Kyuhyun yang dari tadi duduk disampingku. Aku melihat kekhawatiran diwajahnya.
“Appaku meninggal. Aku harus segera ke rumah sakit sekarang.” ujarku akhirnya setelah sadar dari kekagetanku. Mereka semua terlihat kaget.
“Aku antar,” Kyuhyun berkata lagi dan langsung menyeretku pergi. Aku rasa oppa yang lain juga mengikuti kami dengan sebuah van berwarna hitam. Aku sudah tidak memperdulikannya. Aku benar-benar shock. Bisa-bisanya aku melupakan tujuan utamaku ke Korea. Seperti bukan diriku saja, biasanya semua hal yang akan aku lakukan sudah aku rencanakan dengan sempurna dan tidak pernah meleset dari rencana itu, walaupun meleset maka tidak akan separah ini.
Aku belari menuju ke ruang rawat Jung appa. Disana sudah berkumpul keluarga besar Jung appa dan semua menangis. Aku langsung memeluk Hyun Ae eonnie. Ikut menangis bersama mereka. Kyuhyun dan oppa yang lain menyusul belakangan.
***
Aku lelah, sangat lelah. Proses pemakaman appa berjalan lancar. Langit seakan ikut mengantar kepergian Jung appa, gerimis mulai turun sedikit-sedikit. Dan sekarang disinilah aku berdiri di depan makan appa. Masih menyesali tindakan bodohku. Kata Hyun Ae eonnie sebelum meninggal Jung appa sempat menanyakanku, sepertinya ada hal yang ingin beliau katakan. Namun aku tidak bisa dihubungi. Aku memang menonaktifkan ponselku ketika bersama Kyuhyun, karena dia yang meminta begitu. Dan beliau tidak bisa menunggu lebih lama lagi, beliau meninggal dunia ketika aku belum sempat menemuinya, karena ketika aku ke rumah sakit semalam Jung appa sedang tidur dan kata dokter tidak bisa diganggu, aku hanya sempat menemuinya sebentar dan melihatnya terlelap tidur. Hujan semakin menderas, aku masih belum beranjak juga. Air mataku ikut mengalir bersama dengan air hujan. Membasahi tanah pemakaman itu.
Tiba-tiba aku merasa sebuah tangan memeluk tubuhku dan memayungiku. Aku menoleh. Kyuhyun berdiri disampingku, memelukku dengan sebelah tangannya. Aku balas memeluknya dan kembali menangis. Aku ingin menangis sampai puas, sampai air mataku kering. Sampai rasa sesak didadaku hilang.

Kyuhyun POV
Menyedihkan rasanya melihatnya seperti ini. Menangis tiada henti. Untungnya setengah jam yang lalu dia terlihat kelelahan dan langsung tertidur. Aku bisa menghela nafas lega. Sejak mendengar berita kematian appanya dia sangat terpukul. Dari Hyun Ae aku mengetahui jika Jung appa bukanlah appa kandungnya. Hanya appa angkat, walaupun begitu rasa cinta yang dimilikinya melebihi rasa cinta untuk appa kandungnya sendiri. Karena sejak kecil Jung appalah yang menemaninya. Menjadikan diri sebagai figur appa yang tidak pernah didapatkannya dari appa kandungnya karena kesibukan beliau dengan bisnis yang di kelolanya. Wajar saja jika dia sangat terpukul dan bersedih. Aku ikut merasa bersalah karena akulah dia tidak bisa bertemu dengan appanya untuk yang terakhir kalinya. Akulah yang memaksanya untuk menonaktifkan ponselnya dengan alasan yang aku buat-buat sendiri.
Aku pergi ke dapur apartemennya dan membuat segelas susu panas. Aku lapar, tentu saja. Sejak siang tadi belum ada sedikitpun makanan yang masuk ke dalam perutku. Aku benar-benar khawatir dengan keadaannya. Untungnya Leetuk hyung mau mengerti dan memohon pada manager hyung agar jadwalku hari ini di kosongkan saja. Aku ingin menemaninya.
Aku ingin berada disisinya dan merasakan rasa sakit yang ia rasakan.

Meghan POV
Aku lelah, aku merasa seluruh tubuhku sakit terutama lengan kananku. Ada apa ini, rasanya kemarin aku hanya menangis tiada henti bukannya kecelakaan atau bagaimana. Kenapa bisa tanganku sesakit ini ?.
Aku memaksakan diri untuk membuka mata. Tanganku terasa berat. Setelah terbiasa dengan cahaya yang menerobos disela-sela jendela aku baru bisa memfokuskan pandanganku. Kyuhyun terlihat tidur pulas sambil menindih tanganku dan tangan satunya menggenggam tanganku. Sepertinya dia tidak meninggalkanku sejak semalam. Ada rasa tersentuh menyelinap di hatiku. Aku menangis kembali, bukan karena kematian appa tapi karena melihat perhatiannya.
Hai, aku tidak boleh begini. Aku harus kuat. Dialah penyebab aku tidak bisa bertemu appa, dialah yang merusak semua rencananya. Dialah biang keroknya. Dia, Cho Kyuhyun.
Aku segera mengahapus air mataku ketika melihatnya bergerak pelan dan mengucek matanya.
“Kau sudah bangun ?, bagaimana perasaanmu ?,” tanyanya sambil memeriksa suhu badanku dengan telapak tangannya. Dia terlihat bahagia dan tersenyum.
“Aku baik-baik saja. Pergilah, aku ingin sendirian,” ujarku lagi. Dia terlihat terkejut. Wajahnya yang tadi terlihat senang langsung berubah menjadi sendu.
“Mianhae Meghan, gara-gara aku kau tidak bisa bertemu dengan appamu untuk yang terakhir kalinya,” ia berkata pelan dan aku lihat air matanya sudah jatuh dipipinya. Hai, kenapa dia harus menangis ?, apa ini sangat menyakitkan baginya?.
“Lupakan saja. Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu. Maafkan aku. Terima kasih.” Ujarku tegas. Dia terlihat kaget, namun akhirnya ia mengangguk dan langsung melangkah pergi.
“Mianhae Meghan. Ketika kita bertemu lagi aku harap kebencianmu padaku akan menghilang dan kau bisa mulai mencoba untuk melihatku dengan versi yang berbeda,” dia berkata lagi sebelum meninggalkan kamarku. Aku menatapnya dan kemudian tersenyum pahit.
“Semoga saja kita bertemu kembali,” seruku getir dan aku yakin dia tidak mendengarnya.

2 Years Later..
Meghan POV
Aku melangkahkan kakiku cepat. Tubuhku terasa mau patah, tulang-tulangku terasa sakit semua. Perjalanan kali ini benar-benar melelahkan. Hanya dalam waktu 24 jam aku sudah berada di 3 negara yang berbeda. Rasanya baru beberapa jam yang lalu aku berada di Milan lalu ke Indonesia. Sekarang aku sudah melangkahkan kakiku di bandara Incheon. Sudah 2 tahun aku tidak menapakkan kakiku ditempat ini. Banyak hal yang sudah berubah. Bandara ini semakin terlihat lux. Selama 2 tahun ini aku berhasil menghindari negara ini, namun kali ini aku tidak dapat mengelak lagi. Young Saeng oppa sedang sakit sehingga tidak bisa menghadiri acara amal yang di sponsori oleh perusahaan kami, selain itu aku juga harus menemui klien penting di Pulau Jeju sekalian meninjau kemajuan pembangunan jaringan hotel baru yang mulai dibangun awal tahun lalu. Seharusnya proyek itu selesai akhir bulan ini, namun masih ada beberapa bagian yang tidak sesuai dan harus segera dibenahi.
Sebenarnya aku takut ke Korea. Aku takut bertemu dengannya, aku takut dengan diriku sendiri. Aku tidak bisa memungkiri jika hatiku selalu bergetar setiap melihat dia di layar kaca. Sekarang aku menjadi seorang ELF sejati. Aku selalu mengikuti setiap perkembangannya selama 2 tahun ini. Semua hal tentangnya aku cari. Namun entah kenapa aku takut bertemu dengannya, sangat takut. Aku memang bodoh, namun bagaimana lagi, itulah yang aku rasakan.
Elize eonnie mengikuti langkahku sambil menerima telpon entah dari siapa. Aku lihat staminanya masih sangat bagus. Sungguh mengagumkan mengingat dia selalu menemaniku dimanapun dan kemanapun aku pergi. Sama sekali tidak terdengar keluhan dari bibirnya. Dia mengerjakan tugasnya dengan efisien dan tepat waktu. Tidak salah aku masih tetap mempertahankannya sebagai seketarisku selama 5 tahun ini.
“Apa jadwalku setelah ini?,” tanyaku setelah ia mengakhiri pembicaraannya lewat telpon.
Dia membuka Ipad-nya. “Jam 7 nanti kita akan menghadiri acara amal di Hilton Hotel, lalu jam 10 kita akan mengejar pesawat ke Pulau Jeju,” ujarnya setelah membaca daftar agendaku.
“Bisakah pesawatnya di cancel jam 12 siang saja ?, bukannya pertemuannya akan diadakan pada malam hari. Aku ingin mengunjungi suatu tempat, atur ulang jadwal kunjungan ke project itu” seruku lagi. Aku sudah sangat lelah, sepertinya Elize eonnie pun begitu. Lagi pula aku ingin mengunjungi makan Jung appa sebelum kembali ke Prancis. Entah kapan lagi aku akan ke Korea.
“Baiklah,” serunya terlihat kegirangan.
“Setelah ini kita langsung ke butik dan salon saja. Aku rasa aku harus membeli gaun baru. Kau pun harus begitukan ?. Aku tak ingin memperkenalkan tunangan Young Saeng oppa dengan tampang lecek begini,” ujarku bercanda, dia hanya tertawa renyah. Selain sebagai seketaris, Elize Eonnie juga merupakan calon kakak iparku. Kerja kerasnya patut diancungi jempol. Meskipun dia akan menikah dengan kakakku, dia masih bersikeras untuk bekerja sebagai seketarisku, padahal bisa saja dia berhenti bekerja atau memilih untuk mengelola sebuah restoran yang di hadiahkan oleh Young Saeng oppa tahun lalu. Namun, dia berkata jika dia tidak ingin di sebut memanfaatkan orang lain dan wanita mata duitan. Sungguh prinsip yang mengagumkan dan jarang dimiliki oleh wanita zaman sekarang.
***
Ballroom hotel tempat diadakannya acara itu terlihat ramai ketika kami menginjakkan kaki diambang pintu. Semua mata memandang kehadiranku, sebenarnya aku sangat risih diperlakukan seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi Heo Corp. lah yang menajadi donator acara ini. Aku harus rela menjadi pusat perhatian.
“Nona Meghan, lama tidak bertemu silahkan bergabung dengan kami,” seorang laki-laki yang aku perkirakan berusia awal 50an menyambut kedatanganku dan membawaku kepada kerumunan orang di seberang aula. Dia memperkenalkanku kepada tamu tersebut satu persatu. Beberapa dari mereka aku sudah mengenalnya karena mereka merupakan rekan bisnis kami, namun kebanyakan aku tidak mengenali mereka karena biasanya Young Saeng oppalah yang sering bersosialisasi dengan mereka. Aku lebih senang berkutat di belakang layar.
Setelah beramah tamah beberapa saat akhirnya acara dimulai juga. Sungguh membosankan. Untungnya acara tersebut akan berakhir sebentar lagi. Aku mengedarkan pandanganku, sepertinya banyak kalangan selebriti yang hadir. Mungkin mereka ikut ambil bagian dalam acara amal ini.
Jantungku berdegup kencang ketika sekilas melihat orang yang berasal dari masa laluku. Ryewook oppa. Mungkinkah dia ada disini juga. Aku memang tak ingin bertemu dengannya, tapi tak bisa aku pungkiri jika aku sangat merindukannya. Aku ingin melihatnya walaupun hanya sesaat saja.
Ketika asik berkutat dengan pikirannku, intro lagu yang sangat aku kenali mengalun lembut.
Dan suaranyalah yang menggema pertama kali. Aku langsung menatap kearah panggung. Dia berada disana, berdiri kokoh dan bernyanyi lembut. Memories. Lagu favoritku, tanpa terasa air mataku meleleh mendengar ia menyanyi. Aku baru sadar jika aku benar-benar merindukannya. Ternyata melihatnya lewat layar kaca dan halaman majalah tidak juga mengobati kerinduanku.
Dia terus menyanyi bersama dengan Yesung oppa dan Ryewook oppa. Semua masih sama, tidak berubah.
Tanpa sengaja mata kami bertatapan, dia terlihat kaget, namun kemudian dia tersenyum dan air matanya juga mengalir. Aku masih sibuk dengan duniaku ketika aku mendengar suara tepuk tangan bergema. Mereka sudah mengakhiri lagu mereka dan itu juga menandakan jika acara amal ini telah berakhir. Aku segera menyeret Elize eonnie ketika aku lihat dia masih sibuk memberi salam perpisahan. Aku memang merindukannya namun aku masih belum ingin bertemu dengannya. Tidak untuk saat ini.

Kyuhyun POV
Astaga, dia berada disini. Duduk diantara penonton. Menyaksikan penampilanku. Aku benar-benar tidak menduga jika akan bertemu dengannya setelah 2 tahun berlalu. Aku harus mengucapkan terima kasih kepada manager hyung yang sudah memaksaku untuk menghadiri acara ini. Awalnya aku menolak keras, karena aku baru saja tiba dari Taiwan setelah promosi bersama dengan SUJU M.
Dia terlihat semakin cantik. Anggun dan mempesona. Aku lihat dia menangis. Entah karena apa, mungkin karena lagu yang kami nyanyikan yang liriknya sangat menyentuh hati. Tidak mungkin karena bertemu denganku kan ?, walaupun sebenarnya itu yang sangat aku harapkan.
Jika tidak mengingat propesionalisme, mungkin saat ini aku sudah berlari memeluknya. Menumpahkan seluruh kerinduanku dan memintanya untuk berada disisiku, mencoba belajar melihatku seperti aku yang selalu melihatnya dan membutakan mataku untuk yang lain.
Ketika aku ingin menghampirinya aku lihat dia berdiri dan menyeret seorang wanita bersamanya. Aku harus kecewa lagi, dia tidak ingin bertemu denganku. Sebenci itukah dia padaku, sehingga harus berlari sejauh itu. Hatiku perih melihatnya, rasanya seperti ada sebuah pisau tajam yang menyayat-nyatatnya. Dia masih belum bisa melihatku, bahkan mungkin mencoba pun tidak. Sekali lagi aku harus menangis karenanya. Setelah 2 tahun ini aku terus mengingatnya nyaris dalam setiap tarikan dan hembusan nafasku.

Meghan POV
“Appa, maaf baru bisa mengunjungimu sekarang. Appa pasti mengerti bukan???, Aku yakin appa bisa melihatku dari atas sana. Beristirahatlah appa, aku merindukanmu,” ujarku lirih setelah aku meletakkan sebuket mawar putih diatas makam Jung appa. Sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Jeju aku memang ingin mengunjungi makan Jung appa. Aku benar-benar merindukannya. Dia adalah sosok appa yang sebenarnya bagiku.
“Aku tahu kau akan ada disini,” tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan yang aku ciptakan di makam ini. Aku mengenali suara itu, sangat mengenalinya, mana mungkin aku bisa melupakannya jika setiap ada waktu luang aku selalu mendengar suaranya melalu I-phoneku. Namun tak urung aku terkejut juga menyadari kehadirannya di sampingku.
“Lama tak bertemu. Tahukah kau jika selama ini aku terus mencarimu ?, setiap ada waktu luang aku ke Prancis untuk mencari jejakmu, namun tak pernah berhasil menemukanmu. Kau seperti hilang ditelan bumi setelah malam itu. Aku tak tahu apapun tentangmu selain dari kartu nama itu. Namun sepertinya kau benar-benar berniat mengindariku sehingga aku tak pernah berhasil bisa menjangkau keberadaanmu. Aku sangat merindukanmu. Tak bisakah kau mencoba untuk melihatku dengan cara yang berbeda. Tak bisakah kau memaafkanku,” serunya tercekat. Tanpa melihatnya pun aku tahu jika dia sedang menangis. Aku bingung harus menjawab apa. Aku hanya diam membisu. Selama ini aku memang berusaha untuk menghilang darinya. Aku pindah ke kantor cabang kami yang berada di Rio De Janiero. Menghilang dari jangkauannya. Dan sepertinya itu berhasil, memang pernah beberapa kali Elize eonnie dan Young Saeng oppa mengatakan jika ada seorang pria yang mencariku, namun aku sudah mengatakan kepada mereka untuk menutupi keberadaanku.
“Sepertinya kesalahanku padamu benar-benar tak termaafkan. Baiklah, aku menyerah. Aku sudah kehabisan cara untuk memohon maafmu,” ujarnya lagi setelah hening beberapa saat. Aku menghela nafas pelan, aku lihat dari sudut mataku dia melangkah menjauh.
“Young Shim !,” seruku akhirnya. Dia langsung berhenti dan menoleh padaku, menatapku dengan penuh tanda tanya. “Nama Koreaku Young Shim, Heo Young Shim !,” seruku sekali lagi untuk menegaskannya. Dia terperangah tak percaya.

Kyuhyun POV
Aku benar-benar putus asa. Aku sudah tidak tahu apa lagi yang harus aku lakukan untuk memberitahukan padanya mengenai penyesalanku. Namun dia sama sekali tidak menggubrisku, menoleh pun tidak. Hatiku semakin sakit, lebih menyakitkan dari pada melihatnya pergi meninggalkanku bahkan tanpa sempat bertukar kata semalam. Apa aku begitu berdosa sampai-sampai dia menolak untuk melihat wajahku. Aku ingin memandang wajahnya sekali saja, hanya sekali. Setelah menunggu reaksinya beberapa saat, dan sama sekali tiada reaksi, akhirnya aku menyerah dan mengaku kalah. Aku melangkah pergi untuk meninggalkannya. Setelah ini aku akan menghilang dari dunianya, namun aku tak akan menghapusnya dari duniaku. Dia adalah duniaku, dunia yang tidak menginginkan kehadiranku.
“Young Shim !,” aku mendengar suaranya berseru pelan. Aku menoleh bingung. Apa maksudnya. Apakah dia ingin memberitahukan nama suaminya atau mungkin nama anaknya, karena sepertinya itu nama wanita. “Nama Koreaku Young Shim, Heo Young Shim !,” aku mendengar suaranya sekali lagi. Penuh penegasan. Aku terperangah bingung, sedetik kemudian aku menyadari maksudnya. Dengan langkah lebar-labar bahkan hampir berlari aku menghampirinya dan membawanya kedalam pelukanku. Memeluknya erat-erat, aku ingin menyampaikan kerinduanku lewat pelukan ini. Aku menangis pelan, begitupun dirinya karena aku merasa dadaku basah oleh air matanya. Namun aku belum ingin melepaskannya, aku masih ingin menikmati moment ini, menciumi bau parfum berbaur dengan aroma tubuhnya. Menikmati setiap moment dalam pelukkan ini. Setiap detiknya.
“Apa kau akan mencoba untuk belajar melihatku ?, karena aku selalu melihatmu,” ujarku bergumam pelan didalam pelukannya. Dia tidak menjawab, namun aku merasakan pelukannya semakin mengerat, aku tak perlu mendengar jawabannya karena bagiku itu sudah lebih dari cukup untuk menjawab segalanya.
Tuhan akhirnya menjawab do’aku selama ini. Aku yakin setelah ini duniaku akan lebih indah dan tentu saja berwarna, karena ternyata dia sudah mencoba untuk mengundangku dalam dunianya.

..The End..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar